AC Milan menutup musim 2024-25 dengan kemenangan 2-0 atas Monza di San Siro. Namun, hasil positif ini tidak mampu menutupi kekecewaan fans yang memprotes kinerja buruk tim sepanjang musim. Matteo Gabbia membuka skor lewat sundulan di babak kedua, disusul gol tendangan bebas Joao Felix yang mengamankan tiga poin. AC MILAN TV, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Meski meraih kemenangan, Milan hanya finish di posisi ketujuh Serie A, jauh dari target awal sebagai penantang gelar. Kekalahan dari Bologna di final Coppa Italia dan kegagalan lolos ke kompetisi Eropa semakin memperburuk situasi. Fans menganggap musim ini sebagai kegagalan besar, terutama dibandingkan kesuksesan rival sekota, Inter Milan.
Pertandingan ini juga diwarnai aksi protes terhadap manajemen klub, termasuk pemilik Gerry Cardinale dan jajaran direksi. Ribuan suporter berkumpul di luar kantor pusat Milan sebelum laga, menuntut perubahan radikal di tubuh klub.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Protes Fans terhadap Kepemilikan dan Manajemen
Aksi protes fans AC Milan mencapai puncaknya dalam laga melawan Monza. Mereka mengecam kepemilikan Gerry Cardinale dengan yel-yel, “Cardinale, kamu harus menjual. Keluar!” Selain itu, CEO Giorgio Furlani, ketua Paolo Scaroni, dan penasihat Zlatan Ibrahimovic juga menjadi sasaran kemarahan suporter.
Fans menuntut kembalinya Paolo Maldini sebagai direktur teknis, setelah ia dipecat pada 2023. Keputusan itu dinilai sebagai kesalahan besar yang memperburuk performa tim. Sebelum pertandingan, Curva Sud bahkan melakukan aksi walkout 15 menit setelah kick-off sebagai bentuk kekecewaan.
CEO Furlani mengakui frustrasi fans dalam wawancara dengan DAZN: “Ada kekecewaan, penyesalan, kemarahan—kami juga merasakannya. Musim berakhir hari ini, dan minggu depan kami harus memulai segalanya dari baru.”
Baca Juga: Kenangan Pahit! AC Milan Terancam Rugi Rp 1,3 Triliun, Gagal Main di Eropa
Masalah Kepelatihan dan Performa Tim
Musim ini menjadi bukti ketidakstabilan di bangku pelatih Milan. Paulo Fonseca, yang ditunjuk di awal musim, gagal memenuhi ekspektasi dan digantikan oleh Sergio Conceicao pada Desember. Meski Conceicao membawa Milan meraih Piala Super, performa di Serie A tetap tidak konsisten.
Kegagalan di Liga Champions dan ketertinggalan 19 poin dari juara Napoli semakin mempermalukan klub. Fans kecewa dengan kurangnya strategi jangka panjang, sementara rival Inter justru bersinar dan akan bermain di final Liga Champions.
Nasib Conceicao masih belum pasti, tetapi fans menuntut perubahan besar, termasuk pembenahan skuad dan pendekatan yang lebih ambisius di bursa transfer. Tanpa perbaikan struktural, Milan berisiko semakin tertinggal dari kompetitor.
Tantangan ke Depan untuk Kembali Bersaing
Musim 2024-25 harus menjadi pelajaran pahit bagi AC Milan. Untuk kembali bersaing, klub perlu meninjau ulang strategi kepemilikan, manajemen, dan rekrutmen pemain. Tekanan fans terhadap Gerry Cardinale menunjukkan bahwa kepercayaan mereka hampir hilang.
Selain itu, Milan harus memastikan stabilitas kepelatihan dan memperkuat skuad dengan pemain berkualitas. Keberhasilan Inter Milan menjadi tamparan keras, sekaligus bukti bahwa kesabaran dalam membangun tim bisa membuahkan hasil.
Jika tidak ada perubahan signifikan, protes fans bisa semakin meluas. Milan harus segera mengambil langkah tegas untuk memulihkan kepercayaan dan mengembalikan klub ke puncak sepak bola Italia. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita ac milan terbaru lainnya hanya dengan klik acmilantv.com.