AC Milan tersingkir dari Liga Champions 2024/2025 setelah bermain imbang 1-1 melawan Feyenoord pada leg kedua babak playoff.
Pertandingan tersebut diwarnai kontroversi terkait kartu merah yang diterima Theo Hernandez, yang dinilai melakukan diving oleh wasit Szymon Marciniak. Hasil imbang ini membuat Feyenoord melaju ke babak 16 besar dengan keunggulan agregat 1-2. Jika anda ingin mencari berita sepak bola internasional, kami telah merangkumnnya di AC MILAN TV.
Reaksi Atas Kekalahan AC Milan
Kekalahan AC Milan dari Feyenoord di Liga Champions 2024/2025 memicu beragam reaksi, mulai dari kekecewaan hingga kemarahan. Penasihat senior Milan, Zlatan Ibrahimovic, secara terbuka mengkritik keputusan wasit yang memberikan kartu kuning kedua kepada Theo Hernandez, menilai keputusan itu terlalu keras dan tidak adil.
Ibrahimovic merasa bahwa dalam pertandingan penting seperti ini, wasit seharusnya lebih bijaksana dan memberikan peringatan terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kartu. Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, juga turut memberikan tanggapannya dengan menyatakan bertanggung jawab atas kekalahan tim. Ia tidak menyalahkan Hernandez atas kartu merah yang diterimanya, melainkan mengakui bahwa timnya secara keseluruhan melakukan kesalahan.
Conceicao menegaskan bahwa ia akan menerima tanggung jawab penuh atas hasil negatif ini, meskipun ada kritik yang mengarah pada performa inkonsisten Hernandez sepanjang musim. Selain dari internal tim, reaksi juga datang dari pemain lain seperti Kyle Walker, yang mengungkapkan keraguannya atas keputusan wasit.
Walker, yang menyaksikan langsung kejadian tersebut, tidak dapat memastikan apakah Hernandez benar-benar melakukan diving atau tidak. Ketidakpastian ini mencerminkan betapa sulitnya bagi pemain dan pengamat untuk menerima keputusan kontroversial yang berdampak besar pada hasil pertandingan.
Download APK ShotsGoal Sekarang!
Tonton livestream gratis pertandingan favoritmu langsung di ShotsGoal!
Nikmati siaran berkualitas tinggi, update skor real-time, dan berbagai fitur menarik lainnya!
Pertandingan AC Milan vs Feyenoord
Pertandingan leg kedua playoff Liga Champions antara AC Milan dan Feyenoord diwarnai dengan intensitas tinggi sejak awal. Milan memulai dengan agresif, dan Santiago Gimenez berhasil mencetak gol cepat di menit pertama, menyamakan agregat setelah kekalahan 1-0 di leg pertama. Gol ini membangkitkan semangat para pemain Milan dan pendukung di San Siro, meningkatkan harapan untuk melaju ke babak 16 besar.
Namun, momentum pertandingan berubah drastis di babak kedua. Pada menit ke-51, Theo Hernandez menerima kartu kuning kedua karena dianggap melakukan diving di kotak penalti Feyenoord. Keputusan kontroversial ini memaksa Milan bermain dengan 10 pemain, mengubah keseimbangan kekuatan di lapangan.
Kartu merah ini menjadi titik balik yang sangat merugikan bagi Milan, mengganggu strategi dan mental tim. Feyenoord memanfaatkan keuntungan jumlah pemain dengan baik. Pada menit ke-73, Julian Carranza berhasil mencetak gol penyeimbang, membuat agregat menjadi 1-2 untuk keunggulan Feyenoord.
Meskipun Milan berusaha keras untuk mencetak gol balasan di sisa waktu pertandingan, mereka kesulitan menembus pertahanan Feyenoord yang semakin rapat. Pertandingan berakhir imbang 1-1, memastikan langkah Feyenoord ke babak 16 besar dan mengakhiri perjalanan Milan di Liga Champions musim ini.
Kontroversi Wasit Szymon Marciniak
Kepemimpinan wasit Szymon Marciniak dalam pertandingan AC Milan melawan Feyenoord di Liga Champions 2024/2025 menjadi sorotan utama dan memicu kontroversi. Keputusan kontroversialnya memberikan kartu merah kepada Theo Hernandez dianggap sebagai titik balik yang mengubah jalannya pertandingan dan berujung pada kekalahan Milan.
Banyak pihak menilai bahwa Marciniak terlalu terburu-buru dalam memberikan kartu kuning kedua kepada Hernandez karena dianggap melakukan diving, tanpa mempertimbangkan konteks pertandingan dan potensi dampaknya terhadap tim. Keputusan Marciniak ini memicu reaksi keras dari para pemain, pelatih, dan pendukung AC Milan. Mereka merasa bahwa wasit telah merugikan tim mereka dengan keputusan yang tidak adil.
Bahkan, beberapa pengamat sepak bola menilai bahwa Marciniak seharusnya lebih bijaksana dan memberikan peringatan terlebih dahulu kepada Hernandez sebelum mengeluarkan kartu merah. Kontroversi ini menambah daftar panjang kesalahan wasit yang terjadi di Liga Champions. Seringkali menjadi perdebatan panas di kalangan penggemar sepak bola.
Terlepas dari kontroversi tersebut, UEFA sebagai badan sepak bola tertinggi di Eropa belum memberikan pernyataan resmi terkait kepemimpinan Marciniak dalam pertandingan tersebut. Namun, insiden ini kemungkinan akan menjadi bahan evaluasi bagi komite wasit UEFA untuk meningkatkan kualitas dan konsistensi dalam pengambilan keputusan di pertandingan-pertandingan penting.
Baca Juga: Sergio Conceicao: Kegagalan AC Milan di Liga Champions Salah Saya, Bukan Theo
Analisis Pertandingan
Kartu merah Theo Hernandez secara signifikan mengubah dinamika pertandingan antara AC Milan dan Feyenoord. Mengakibatkan tersingkirnya Milan dari Liga Champions. Keputusan wasit Szymon Marciniak untuk memberikan kartu kuning kedua karena diving memicu perdebatan sengit. Dengan beberapa pihak menilai keputusan itu terlalu keras, sementara yang lain percaya bahwa Hernandez memang melakukan simulasi.
Terlepas dari interpretasi individu, kartu merah tersebut tidak hanya mengurangi jumlah pemain Milan, tetapi juga secara psikologis memengaruhi tim. Mengganggu momentum mereka dan memungkinkan Feyenoord untuk mendapatkan kembali pijakan mereka dalam pertandingan tersebut. Milan memulai pertandingan dengan awal yang menjanjikan, dengan Santiago Gimenez mencetak gol cepat yang memberikan keunggulan penting.
Namun, ketidakmampuan mereka untuk mengonversi peluang lebih lanjut menjadi gol terbukti menjadi kesalahan yang mahal. Kurangnya ketajaman klinis di depan gawang, ditambah dengan pertahanan Feyenoord yang semakin meningkat setelah kartu merah, menghalangi Milan untuk membangun keunggulan mereka.
Kegagalan untuk memanfaatkan dominasi awal dan mengamankan gol kedua menciptakan lingkungan di mana satu kesalahan atau keputusan kontroversial dapat mengubah jalannya pertandingan secara dramatis. Akibatnya, meski menunjukkan semangat juang setelah bermain dengan sepuluh pemain, sumber daya dan organisasi Milan diuji oleh keuntungan numerik Feyenoord.
Tim asal Belanda tersebut secara efektif memanfaatkan peningkatan kepercayaan diri mereka dan peluang taktis, yang berujung pada gol penyeimbang Julián Carranza. Gol ini tidak hanya menyamakan skor pada malam itu, tetapi juga memberikan keunggulan agregat yang tidak dapat diatasi oleh Milan.
Dampak Bagi AC Milan
Kekalahan dari Feyenoord dan tersingkirnya AC Milan dari Liga Champions 2024/2025 membawa dampak signifikan bagi klub. Kegagalan melaju ke babak 16 besar tidak hanya meruntuhkan harapan untuk meraih prestasi di kompetisi elit Eropa, tetapi juga berpotensi mempengaruhi kondisi finansial klub.
Partisipasi di Liga Champions memberikan pendapatan yang besar dari hak siar, bonus penampilan dan potensi sponsor. Sehingga tersingkirnya Milan akan mengurangi pemasukan yang seharusnya bisa digunakan untuk memperkuat tim dan mengembangkan infrastruktur klub. Selain dampak finansial, tersingkirnya dari Liga Champions juga dapat mempengaruhi moral dan kepercayaan diri para pemain.
Liga Champions merupakan panggung bagi para pemain untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka dan meningkatkan nilai jual di pasar transfer. Kegagalan di kompetisi ini dapat membuat para pemain merasa kecewa dan mempengaruhi performa mereka di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Selain itu, kegagalan ini juga dapat mempengaruhi daya tarik Milan di mata para pemain bintang yang ingin bergabung dengan klub yang memiliki ambisi besar di Eropa. Dengan tersingkirnya dari Liga Champions, AC Milan kini harus fokus sepenuhnya pada kompetisi domestik, yaitu Serie A.
Mereka harus berjuang keras untuk mengamankan posisi di zona Liga Champions musim depan agar dapat kembali berlaga di kompetisi elit Eropa pada musim berikutnya. Selain itu, Milan juga harus berusaha meraih gelar juara di kompetisi domestik untuk membuktikan bahwa mereka masih merupakan salah satu kekuatan utama di sepak bola Italia. Kegagalan di Liga Champions harus dijadikan pelajaran berharga untuk mempersiapkan diri lebih baik di musim-musim mendatang.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tersingkirnya AC Milan dari Liga Champions 2024/2025 oleh Feyenoord merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor. Dimana kontroversi keputusan wasit Szymon Marciniak menjadi salah satu elemen kunci yang paling disorot. Kartu merah yang diberikan kepada Theo Hernandez terbukti menjadi titik balik yang mengubah jalannya pertandingan, meskipun Milan memulai dengan baik melalui gol cepat Santiago Gimenez.