Alessandro Costacurta, salah satu bek terbaik dalam sejarah AC Milan, mengungkapkan perasaannya yang “kesal” setelah rekor golnya di Serie A diambil alih oleh Zlatan Ibrahimovic.
Dua nama besar ini memiliki tempat terhormat di babak sejarah sepak bola Italia. Namun bagi Alessandro Costacurta, kehilangan rekor yang dia pegang selama bertahun-tahun menjadi sebuah hal yang harus diterima dengan berat hati.
Zlatan Ibrahimovic adalah sosok yang selalu mencuri perhatian, baik di dalam maupun di luar lapangan. Kembalinya sang penyerang karismatik ke San Siro pada tahun 2020 menandai babak baru dalam karirnya, setelah sebelumnya berpindah berbagai klub besar di Eropa.
Namun, misinya untuk terus membuat sejarah sepak bola di Italia menjadi nyata dengan penampilan, gol, dan kini, bahkan rekor-rekornya yang diagungkan.
Ibrahimovic mengukir namanya dalam sejarah Serie A sebagai pencetak gol tertua di liga utama Italia, membuatnya berada di atas Alessandro Costacurta yang sebelumnya memegang rekor tersebut.
Momen itu terjadi saat Zlatan mengonversi penalti dalam pertandingan melawan Udinese pada bulan Maret 2023. Saat itu, ia berusia 41 tahun, lima bulan, dan 15 hari, menggeser Alessandro Costacurta yang mencetak gol pada usia 41 tahun dan 15 hari di akhir musim 2006/07.
Dibawah ini AC MILAN TV akan memberikan informasi menarik yang pastinya harus Anda ketahui. Mari simak sekarang!
Konfrontasi dengan Kenyataan
Costacurta muncul sebagai bek ikonik yang tidak hanya membela Ac Milan dengan gigih. Tetapi juga menjadi salah satu yang terhebat dalam karirnya sebagai pesepakbola. Saat ia mendengar tentang rekor Zlatan, Costacurta menjelaskan perasaannya dengan jujur.
“Itu membuat saya kesal karena saya ingin tetap berada dalam sejarah Milan dan Zlatan merampasnya dari saya,” ucapnya kepada FourFourTwo. Rasa frustrasi ini muncul karena Costacurta merasa telah berjuang keras dan menjalani kehidupan yang sehat selama karirnya. Hingga bisa bermain di level atas hingga usia matang.
Kekhawatiran Costacurta tentang kesehatan dan fisiknya selama karirnya bukanlah tanpa alasan. Ia mengingat bahwa ia bertahan larang cedera yang serius dan hanya satu momen kerusakan saat ia mengalami patah lutut.
“Saya sangat berhati-hati dengan tubuh saya; apa yang saya makan dan minum, dan bagaimana saya tidur. Tidak ada rahasia luar biasa di sini,” bebernya. Kedisiplinan dalam hidup dan karir adalah kunci yang selama ini ia pegang bagi kesuksesannya.
Namun, yang tak bisa dipungkiri, Ibrahimovic memang memiliki karisma dan keahlian yang mengagumkan di lapangan. Keberhasilan Zlatan untuk tetap bersaing di level tertinggi meskipun usianya sudah lebih dari 40 tahun adalah bukti dari bakat dan dedikasinya sebagai pemain.
Di sinilah, fans sepak bola dan pengamat mulai merenungkan bagaimana Ibrahimovic selalu menemukan cara untuk membuat sejarah baru, baik sebagai pencetak gol maupun dalam hal kehadirannya yang sangat mencolok.
Baca Juga: AC Milan Berambisi Datangkan Bek Muda Borussia Dortmund, Almugera Kabar
Ibrahimovic dan Costacurta: Dua Generasi Berbeda
Satu hal yang menarik adalah bahwa baik Costacurta maupun Ibrahimovic sama-sama tampil di lingkungan yang sangat berbeda. Costacurta, yang dikenal sebagai salah satu bek terkuat di Milan. Bermain di era di mana pertahanan menjadi sangat penting dan lapangan bermain tempo tidak secepat sekarang.
Pada jamannya, di era kala serangan balik dan taktik menjadi kunci, Costacurta mengukir namanya dengan memberikan ketahanan kepada timnya, yang mengantarkan Milan meraih banyak gelar.
Di sisi lain, Ibrahimovic hadir pada era yang jauh lebih berbeda dengan serangan dari berbagai pemain muda dan teknik permainan yang bertransformasi. Permainannya yang flamboyan dan kemampuan untuk mengubah arah permainan dalam babak-babak krusial menjadikannya sosok yang luar biasa.
Kembalinya Zlatan di San Siro menjadi saat-saat bersejarah, terutama saat ia menginjakkan kaki sebagai seorang veteran yang tetap menonjol di lapangan. Menariknya, baik kedua pemain ini menjadi ikon di AC Milan dalam cara mereka sendiri.
Salah satu yang membedakan adalah caranya membawa mentalitas pemenang dan kepercayaan diri dalam tim. Ibrahimovic telah menularkan jiwa kompetitif dan semangat juangnya kepada rekan-rekan setimnya. Sementara Costacurta lebih pada pendekatan kedisiplinan dan kedewasaan yang membuat timnya solid.
Costacurta menambahkan, “Saya merasa bangga dapat mencatatkan nama saya di antara orang-orang hebat dalam sejarah Milan. Tetapi saya juga dengan senang hati menyaksikan anak-anak muda berbakat seperti Zlatan meraih kesuksesan.” Hal ini menunjukkan rasa hormat yang mendalam kepada penerus generasi serta pengakuan bahwa rivalitas ini adalah aspek penting dari permainan.
Kembalinya Ibrahimovic: Legasi yang Tak Terlupakan
Zlatan Ibrahimovic akhirnya memutuskan untuk pensiun pada akhir musim 2022/23, setelah menampilkan performa yang mengesankan. Ia telah mencetak lebih dari 500 gol di level klub, dan perjalanannya telah membawa berbagai piala di setiap klub yang dibelanya, cerita yang inspiratif bagi banyak pesepakbola muda.
Setelah pensiun, Ibrahimovic tidak meninggalkan Milan begitu saja. Ia kini menjadi penasihat di klub, di mana ia membimbing sejumlah pemain muda berbakat. Termasuk bintang USMNT Christian Pulisic, Yunus Musah, dan pemain sayap Portugal Rafael Leao.
Peran barunya ini menunjukkan bahwa meskipun ia telah meninggalkan lapangan sebagai pemain. Semangat dan pengalaman Zlatan masih akan menjadi bagian yang berharga bagi skuat AC Milan.
Satu hal yang menarik adalah bagaimana pemain lain seperti Pulisic dan Musah dapat belajar secara langsung dari sosok sekaliber Ibrahimovic. “Menghabiskan waktu dengannya adalah sesuatu yang sangat berharga.
Pengalamannya akan banyak membantu kita dalam pengembangan karier,” ungkap Pulisic. Hal ini menunjukkan adanya jembatan antara generasi dan bagaimana legenda seperti Zlatan dapat terus berkontribusi dalam dunia sepak bola.
Kesimpulan
Mengamati perjalanan karier dua legenda ini Costacurta dan Ibrahimovic memberikan gambaran yang menarik tentang evolusi sepak bola dari generasi ke generasi. Keduanya membawa kekuatan unik dan kontribusi mereka selain apa yang terlihat di lapangan.
Meskipun Alessandro Costacurta merasakan ‘kehilangan’ dengan diambilnya rekor golnya, pada akhirnya. Ia tetap sebagai ikon Milan dengan banyak catatan prestasi yang luar biasa.
“Saya mungkin kalah dalam hal rekor, tetapi saya tidak akan membiarkan hal itu mempengaruhi kebanggaan saya sebagai bagian dari sejarah tim ini,” tambah Costacurta. Dia akan selalu dikenang sebagai bagian dari perjalanan luar biasa AC Milan.
Pada akhirnya, baik Costacurta maupun Ibrahimovic menciptakan warisan abadi yang patut dihargai dalam dunia sepak bola. Satu sama lain saling melengkapi, saling menghormati, dan mengingatkan kita bahwa sepak bola adalah permainan yang dapat menghasilkan cerita yang luar biasa.
Keberanian dan semangat di lapangan, serta perjalanan sejarah yang tak akan terlupakan adalah fondasi atas rahasia kesuksesan mereka. Semoga kisah mereka terus menginspirasi generasi baru yang akan datang!
Buat kalian, jangan sampai ketinggalan mengenai informasi menarik dan terupdate seputar berita Sepak Bola.