Kekalahan AC Milan di Liga Champions 2024/2025

bagikan

Kekalahan AC Milan di Liga Champions 2024/2025 dari Feyenoord, berawal dari meremehkan yang berakibat tersingkirnya mereka dari kompetisi.

Kekalahan AC Milan di Liga Champions 2024/2025

Agregat 2-1 untuk kekalahan Milan atas Feyenoord membuat mereka harus rela berhenti di babak playoff. Skuad Milan harus menelan pahitnya setelah tersingkir dari Liga Champions. Dengan kekalahan agregat dari Feyenoord di babak playoff menjadi tamparan keras bagi Rossoneri, terutama karena keputusan-keputusan buruk yang dibuat oleh pemain mereka.

Santiago Gimenez mengklaim bahwa Rossoneri sempat meremehkan Feyenoord. Kekalahan ini tidak hanya memalukan bagi AC Milan yang punya sejarah hebat di Liga Champions, tetapi juga bisa berdampak secara finansial. Jika anda ingin mencari info terkini mengenai dunia olahraga sepak bola, kami sarankan untuk mengklik link AC MILAN TV.

Momentum Awal yang Gagal Dimanfaatkan

AC Milan menjamu Feyenoord di leg kedua playoff Liga Champions 2024/2025 di San Siro pada tanggal 19 Februari 2025. Rossoneri saat itu mencetak gol kilat melalui Santiago Gimenez, membuat agregat menjadi 1-1. Terciptanya gol cepat ini seharusnya menjadi modal besar bagi Milan untuk mengendalikan pertandingan dan mencari gol kedua.

Namun, alih-alih diharapkan dapat memanfaatkan momentum, Milan justru gagal memaksimalkan peluang-peluang emas yang mereka ciptakan di babak pertama. Peluang-peluang yang terbuang sia-sia ini menunjukkan adanya masalah dalam penyelesaian akhir dan kurangnya ketenangan di depan gawang lawan.

Meskipun mampu menciptakan peluang, Milan tidak mampu mengonversinya menjadi gol, yang pada akhirnya menjadi penyesalan besar. Kegagalan ini juga mencerminkan kurangnya efektivitas strategi yang diterapkan, di mana penguasaan bola tidak diimbangi dengan kemampuan mencetak gol.

Momentum yang seharusnya menjadi milik Milan justru terbuang percuma, memberikan kesempatan bagi Feyenoord untuk mengembangkan permainan dan menekan balik. Kehilangan momentum ini menjadi salah satu faktor kunci yang berkontribusi pada kekalahan Milan, karena mereka gagal memanfaatkan keunggulan awal untuk mengamankan posisi yang lebih kuat dalam pertandingan.

Jangan biarkan iklan mengganggu momen seru pertandingan. Download apk ShotsGoal sekarang dan saksikan pertandingan Timnas secara langsung tanpa gangguan.

Feyenoord Bangkit dan Memanfaatkan Keunggulan

Feyenoord, yang datang ke San Siro dengan banyak pemain absen, justru tampil lebih disiplin. Mereka berhasil menahan serangan Milan dan memanfaatkan kesalahan lawan untuk membalikkan keadaan. Meskipun bermain di kandang lawan, Feyenoord tidak gentar dan mampu menunjukkan performa yang solid. Disiplin taktik dan semangat juang yang tinggi menjadi kunci keberhasilan mereka dalam menghadapi tekanan dari Milan.

Setelah Theo Hernandez mendapatkan kartu merah, Feyenoord semakin percaya diri dan meningkatkan intensitas serangan. Dengan sepuluh pemain, Milan kesulitan menahan serangan Feyenoord. Julian Carranza memanfaatkan situasi ini dengan mencetak gol penyeimbang di menit ke-73.

Sekaligus mengubah agregat menjadi 2-1 untuk keunggulan Feyenoord.Gol ini menjadi bukti bahwa Feyenoord mampu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk membalikkan keadaan. Keberhasilan Feyenoord memanfaatkan keunggulan jumlah pemain tidak hanya menunjukkan kualitas taktik mereka, tetapi juga mentalitas yang kuat.

Mereka tidak panik meski tertinggal lebih dulu dan mampu bangkit untuk meraih kemenangan. Kemenangan ini menjadi bukti bahwa Feyenoord layak melaju ke babak selanjutnya di Liga Champions, sementara Milan harus belajar dari kesalahan mereka dan memperbaiki performa di masa depan.

Kartu Merah Theo Hernandez

Kartu Merah Theo Hernandez

Salah satu momen krusial yang mengubah jalannya pertandingan adalah ketika Theo Hernandez melakukan pelanggaran yang berujung pada kartu merah di menit ke-51. Keputusan buruknya itu mengubah jalannya pertandingan dan membuat Milan kesulitan untuk bangkit. Wasit Szymon Marciniak tidak ragu memberikan kartu kuning kedua kepada Theo, yang sebelumnya sudah mendapat peringatan di babak pertama.

Kartu merah ini menjadi titik balik yang sangat merugikan bagi Milan, karena mereka harus bermain dengan 10 pemain selama sisa pertandingan. Kehilangan satu pemain, apalagi seorang pemain kunci seperti Theo Hernandez, memberikan keuntungan besar bagi Feyenoord. Mereka mampu memanfaatkan ruang yang terbuka di lini belakang Milan dan meningkatkan intensitas serangan mereka.

Pertahanan Milan menjadi lebih rapuh, dan mereka kesulitan untuk menahan gempuran Feyenoord. Kartu merah ini juga berdampak pada mental para pemain Milan, yang merasa tertekan dan kehilangan kepercayaan diri. Sergio Conceicao menyatakan bahwa kartu merah itu adalah titik balik pertandingan, karena Milan kehilangan momentum setelah kejadian itu.

Dengan bermain dengan 10 pemain, Milan tidak mampu mempertahankan keunggulan taktis dan fisik mereka, yang pada akhirnya membuka jalan bagi Feyenoord untuk mencetak gol penyeimbang dan memastikan kemenangan mereka. Kartu merah Theo Hernandez menjadi simbol dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan Milan dalam pertandingan ini, dan menjadi faktor penentu dalam tersingkirnya mereka dari Liga Champions.

Baca Juga: Serangkaian Keputusan Buruk Membuat AC Milan Tersingkir dari UCL

Performa Pemain Kunci yang Mengecewakan

Rafael Leao dan Joao Felix, yang diharapkan menjadi motor serangan, justru tampil di bawah standar. Keduanya gagal memberikan kontribusi signifikan dalam membongkar pertahanan Feyenoord dan menciptakan peluang berbahaya. Ketidakmampuan mereka untuk tampil optimal sangat merugikan Milan dalam pertandingan krusial ini.

Selain Leao dan Felix, pemain kunci lainnya seperti Christian Pulisic juga gagal memberikan dampak positif bagi tim. Penampilannya kurang memuaskan sehingga ia harus ditarik keluar pada menit ke-60. Ketidakhadiran Zlatan Ibrahimovic di lapangan juga sangat terasa, karena Milan kehilangan sosok pemimpin dan inspirasi di lini depan.

Performa buruk para pemain kunci ini mencerminkan kurangnya persiapan mental dan strategi yang matang dari tim. Dengan para pemain kunci yang tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya, Milan kesulitan untuk mengatasi perlawanan Feyenoord.

Kekalahan ini menjadi bukti bahwa performa individu yang buruk dapat berdampak besar pada hasil akhir pertandingan. Milan perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap performa para pemain kunci mereka dan mencari solusi untuk meningkatkan performa mereka di pertandingan-pertandingan berikutnya.

Langkah Selanjutnya

Setelah tersingkir dari Liga Champions, AC Milan harus segera move on dan fokus pada kompetisi lainnya. Santiago Gimenez meminta rekan setimnya untuk melupakan kegagalan ini dan menatap laga-laga berikutnya. Target selanjutnya bagi Milan adalah meraih hasil maksimal di Coppa Italia dan mengamankan posisi empat besar di Liga Italia.

Dengan fokus dan kerja keras, Milan masih memiliki peluang untuk meraih kesuksesan di musim ini. Untuk mencapai target tersebut, Milan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa tim dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Pelatih dan pemain harus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas permainan dan membangun mentalitas yang lebih kuat.

Selain itu, Milan juga perlu memperkuat skuad mereka dengan mendatangkan pemain-pemain berkualitas di bursa transfer musim panas. Dengan persiapan yang matang, Milan dapat kembali bersaing di liga tertinggi sepak bola Eropa.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kekalahan AC Milan dari Feyenoord di Liga Champions 2024/2025 merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, mulai dari sikap meremehkan lawan hingga performa individu yang mengecewakan. Kartu merah yang diterima Theo Hernandez menjadi titik balik yang mengubah jalannya pertandingan.

Sementara Feyenoord mampu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk meraih kemenangan. Kegagalan memanfaatkan momentum awal dan performa buruk para pemain kunci juga turut berkontribusi pada kekalahan Milan.