AC Milan harus mengakui keunggulan Bologna dengan skor 0-1 dalam laga final Coppa Italia di Stadion Olimpico, Roma. Gol tunggal Dan Ndoye pada babak kedua menjadi penentu kekalahan Rossoneri, yang sebenarnya tampil cukup kompetitif sepanjang pertandingan. AC MILAN TV, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Pelatih Sergio Conceicao mengakui bahwa pertandingan berjalan seimbang, terutama di babak pertama. “Kami memiliki beberapa peluang emas yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol,” ujarnya. Namun, ia menyesalkan ketajaman timnya di babak kedua yang justru menurun, sementara Bologna lebih efektif memanfaatkan momentum.
Meski demikian, Conceicao menolak menyalahkan faktor keberuntungan. “Bologna layak menang, tapi setelah gol mereka, permainan menjadi kurang menarik,” tambahnya. Kekalahan ini semakin memperpanjang catatan buruk Milan di final Coppa Italia, di mana mereka kini telah kalah dalam sembilan final dari 14 partai puncak yang dijalani.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Kontroversi Wasit dan Sikap Profesional Conceicao
Salah satu momen panas terjadi menjelang turun minum, ketika pemain Milan memprotes keras keputusan wasit Maurizio Mariani yang tidak memberi kartu kuning kedua kepada Lewis Ferguson setelah berseteru dengan Christian Pulisic. Insiden ini memicu kemarahan para pemain dan staf pelatih Milan.
Namun, Conceicao memilih bersikap profesional dengan tidak menjadikan wasit sebagai kambing hitam. “Saya tidak ingin mencari alasan dengan menyalahkan wasit. Memang ada beberapa situasi kontroversial, tapi itu bukan alasan kekalahan kami,” tegasnya.
Sikap ini menunjukkan kedewasaan pelatih asal Portugal tersebut, meski banyak pengamat menilai keputusan wasit cukup berpengaruh pada dinamika pertandingan. Conceicao lebih memilih fokus pada evaluasi timnya yang dinilainya kurang agresif di babak kedua.
Baca Juga: Total Failure! AC Milan Terdegradasi Ke Serie D Setelah Musim Pertama
Dampak Kekalahan dan Tantangan ke Depan
Kekalahan ini bukan hanya pukulan mental bagi Milan, tetapi juga berpotensi merusak rencana musim depan. Saat ini, Milan berada di peringkat kedelapan Serie A dengan dua laga tersisa, sehingga risiko gagal lolos ke kompetisi Eropa sangat besar.
Conceicao menyadari besarnya kekecewaan suporter. “Saya meminta maaf kepada fans yang selalu mendukung. Ini hasil yang mengecewakan untuk semua,” ujarnya. Namun, ia berjanji akan berusaha mengakhiri musim dengan baik, termasuk dalam laga penting melawan AS Roma yang akan menentukan nasib mereka di Serie A.
Meski telah memenangkan Supercoppa Italiana awal musim, kegagalan di Coppa Italia dan performa buruk di liga membuat masa depan Conceicao diragukan. Ketika ditanya tentang hal ini, ia hanya menjawab diplomatis, “Kita lihat saja pada pertandingan berikutnya.”
Evaluasi Musim dan Refleksi Conceicao
Musim 2024/2025 bagi AC Milan bisa dibilang kurang memuaskan. Meski berhasil meraih Supercoppa, performa tidak konsisten di Serie A dan kegagalan di Coppa Italia menjadi catatan merah. Conceicao mengakui bahwa timnya harus banyak belajar dari kekalahan ini.
“Kami sudah mencapai final, tapi detail-detail kecil menjadi penentu. Bologna lebih efektif, dan itu pelajaran berharga,” ujarnya. Ia juga menekankan perlunya perbaikan mentalitas tim, terutama dalam menghadapi laga-laga besar.
Ke depan, Milan harus segera bangkit jika ingin bersaing di level tertinggi. Dengan dua laga tersisa di Serie A, mereka masih punya peluang merebut tiket Eropa, sekaligus membuktikan bahwa kekalahan di final bukan akhir dari segalanya. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita ac milan lainnya hanya dengan klik acmilantv.com.