Dua Raksasa Tumbang, Musim Kelam Lazio dan AC Milan

bagikan

Musim 2024/2025 menjadi momen kelam bagi dua raksasa Serie A, Lazio dan AC Milan, yang sama-sama gagal meraih tiket kompetisi Eropa.

Dua Raksasa Tumbang, Musim Kelam Lazio dan AC Milan

Lazio mengalami kekalahan tipis 0-1 dari Lecce di pekan terakhir yang meruntuhkan harapan mereka meski poinnya sama dengan Fiorentina, sementara AC Milan harus puas finis di posisi delapan usai kalah di final Coppa Italia.

Situasi ini menandai periode sulit bagi keduanya, yang kini menghadapi tantangan besar untuk bangkit kembali musim depan. , akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.

tebak skor hadiah pulsa 100k  

Retaknya Hubungan Lazio dengan Para Suporter

Kekalahan dari Lecce memicu ketegangan lebih dari sekedar hasil buruk di lapangan. Hubungan antara pemain Lazio dan tifosi di Olimpico retak parah ketika para pemain dihujani cemoohan dan diminta menjauh dari Curva Nord pasca pertandingan. Gestur ini menggambarkan betapa dalam kekecewaan dan amarah yang dirasakan pendukung terhadap performa tim.

Meski Mattia Zaccagni dan Pedro memilih bertahan di lapangan untuk memberi penghormatan, keduanya justru mendapat kritik keras dari ultras, menandai suasana akhir musim yang sangat getir bagi Biancocelesti. Pelatih Marco Baroni pun tak mampu menyembunyikan rasa bersalahnya, menyatakan, “Saya sangat merasa bersalah kepada para penggemar dan tim karena mereka tidak pantas mengakhiri musim seperti ini”.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Harapan yang Sirna di Titik Terakhir Musim

Harapan yang Sirna di Titik Terakhir Musim

Sebelum laga penutup, Lazio masih berada di posisi keenam dan membuka peluang untuk menyalip Roma serta Juventus. Namun, kekalahan dari Lecce yang bermain dengan sepuluh pemain mengubur semua harapan itu secara mengejutkan dan menyakitkan. Baroni menyinggung kondisi mental tim yang sudah tidak fokus, “Saya melihat beberapa pemain yang pikirannya sudah libur duluan,” yang mencerminkan kurangnya pengendalian ruang ganti pada momen-momen krusial.

Baroni juga mengakui kehancuran yang terjadi di fase akhir musim. “Tim ini berkembang sepanjang musim dan mulai punya identitas. Tapi kami menghancurkannya dalam beberapa laga terakhir,” katanya, dengan fakta Lazio tak pernah menang di kandang sejak 9 Februari menjadi bukti nyata kemerosotan.

Baca Juga: AC Milan Akhiri Musim Buruk dengan Kemenangan Tipis atas Monza

Dari Puncak ke Jurang Krisis: Perjalanan Lazio

Lazio memulai musim dengan performa menjanjikan, memuncaki klasemen fase grup Liga Europa dan bersaing ketat di papan atas Serie A. Paruh musim pertama yang solid dengan 42 poin menandakan potensi besar. Namun, penurunan drastis di babak kedua membuat semua itu sirna, dan kini masa depan pelatih Baroni diselimuti ketidakpastian.

Baroni sendiri menghindari alasan, “Apa pun yang saya katakan sekarang akan terdengar seperti mencari-cari alasan dan saya tidak ingin melakukannya.” Sambil menyoroti lambatnya awal musim kedua yang seolah menjadi “gol ke gawang sendiri” akibat kesalahan yang dibuat tim. Pertemuan dengan klub untuk evaluasi mendalam tengah dinantikan sang pelatih.

Pekerjaan Rumah Berat untuk Lazio dan AC Milan

Kedua klub besar ini kini tengah menghadapi musim panas yang penuh tantangan. Kegagalan meraih posisi kompetitif di Serie A maupun gelar Coppa Italia menuntut evaluasi menyeluruh atas strategi dan manajemen klub. Ini menjadi momentum kritis untuk perombakan skuad dan perencanaan yang matang demi bangkit di musim depan.

Publik tidak lagi memberi ruang bagi nama besar tanpa prestasi. Dibutuhkan keberanian dan komitmen kuat untuk mengembalikan glory bagi dua raksasa ini. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita ac milan lainnya hanya dengan klik acmilantv.com.